EMPRIT ATAU ELANG? Assalamualaikum, Salam Asah Asih Asuh buat sedulur, Subhanallah Walhamdulillah Walailahailallah… Sy belum bs memastikan apakah ini kebetulan atau memang sdh di gariskan Allah, setelah sy kirim SMS minta di doakan ternyata hajat sy di ijabah oleh Allah lewat PROGRAM PUSAKA SUPER, Sy yg td nya bingung dan hampir putus asa karena sdh di tagih hutang sama yg sy hutangkan pd akhirnya sy pasrah terserah Gusti Allah apakah sy di ijinkan bayar hutang yg “Time Limit” nya jatuh pd akhir bulan januari.Ternyata berkat Kasih NYA sy di ijinkan tuk bayar hutang & sedekah jumat, walaupun rejeki itu datang nya ke Istri sy.
“Ya Allah, benamkan diri saya ke alam malakut penjaga Kitab Al Qur’anul Karim Pusaka sekarang….” Saya diam sejenak dalam posisi duduk usai sholat hajat. Sambil memegang Handphone tiba-tiba kesadaran saya menurun, dari 90 persen, ke 70 persen, ke 30 persen, lalu tinggal 17 persen…. Ingatan saya pun melemah, kesadaran akal berganti dengan kesadaran ruh. Kini memori kesadaran ruh lah yang berjalan.
Tangan saya bergerak, membaca SMS yang masuk. Seketika itu saya balas, entah apa isinya. Saya hening sejenak, kesadaran ruhani menangkap sinyal-sinyal dari alam yang lain. Ada sekelebat bayangan menampakkan diri. Sosok aneh bercahaya terang, menyilaukan pandangan terasa mendekat. Lama lama semakin dekat dan tiba-tiba berbisik sesuatu. Begitu terdengar nyaring, jari-jari saya pun bergerak membalas SMS tersebut.
Semakin malam semakin banyak SMS yang datang. Sepertinya semua SMS di inbox terbaca namun tidak semuanya terbalas. Hal itu saya ketahui saat kesadaran saya kembali pulih. Di kotak SMS terkirim, hanya ada sekian puluh SMS saja jumlahnya. Saya tidak tahu, kenapa saya hanya membalas segelintir. Saat itu, saya seperti robot.. jari saya hanya bergerak ketika ada PERINTAH dari sosok bercahaya terang benderang itu.
Ya, malam ini malam istimewa. Inilah sedikit informasi tentang kejadian yang sering saya alami ketika program SUPER KWA dibuka sebulan lalu. Hampir setiap SMS saya buka. Tidak semua SMS saya buka saat situasi kejiwaan sedang “trance”. Setelah saya buka, saya letakkan kembali di sebelah Al Qur’an yang selalu wangi oleh bau minyak misk putih tersebut. Biarlah para malaikat yang membaca SMS Anda, biarlah mereka yang menentukan diijabah atau tidaknya doa anda, saya hanya mengingatkan terutama pada diri saya sendiri agar kita semua senantiasa mengembalikan keinginan dan harapan kepada Allah Ta’Ala.
Marilah kita mendaki menuju tahapan tertinggi ‘Al A’raaf’, kita terbang dalam kepasrahan dan melihat fenomena-fenomena alam di bawah, seperti intuisi yang ditimbulkan oleh halusinasi, fikiran, perasaan, dan getaran gelombang-gelombang pendek, yang bisa jadi dihembuskan ego kita, oleh syetan dan jin. Kita arahkan kepada satu tujuan yaitu menjadi jiwa telah melampaui tahapan-tahapan dari ikatan seluruh alam semesta, menjulang menuju yang bukan alam lagi yaitu menuju kepada Dzat yang Maha SEGALANYA.
Untuk sampai ke sana… Semua harus memakai cara jalan, metode, tangga, dan “lantaran”. Tidak ada yang bisa hidup tanpa tangga. Allah tidak mungkin langsung memasukkan Anda ke akhirat. Maka dunia diciptakan sebagai jalan menuju akhirat. Berdoa pada hakikatnya harus langsung menuju kepada Allah SWT yang tidak mengenal ruang waktu. Makrifat sujud adalah bertemu langsung kepada Allah. Kemanapun kamu menghadap disitulah “wajah” Allah. Dan Allah tidak ada jarak denganmu. Sayang, mata kita yang masih terhijab, terhalang dan yang membuat jarak antara diri kita dengan Allah adalah prasangka “aku” kita. Oleh karenanya, Allah membuat jalan atau jembatan agar kita bisa sampai, doa kita bisa diijabah, keyakinan kita bisa lurus.
Agar sampai kepada kebenaran, Tuhan membuatkan jalan yaitu agama yang dibawa para nabi dan rasul. Agar sampai kepada kesejatian, Tuhan berfirman dan firman itu dicatat dalam Kitab Suci. Agar sampai kepada keadilan, Tuhan membuatkan jalan berupa hukum yang bertingkat-tingkat, syariat yang beraneka rupa.
Jalan itu ada sekian puluh, ratus, ribu, juta, milyard, triliun jalan. Semua jalan itu tidak perlu dipergunjungkan tidak perlu menjadi bahan perdebatan dan yang perlu dilakukan adalah tafakkuri semua jalan agar bisa mentadabburi jalan agar kita sampai ke TUJUAN azali.
Begitu pula jalan menuju pada NYA sebanyak bilangan manusia. Allah itu memang Maha Esa, namun pandangan kita masing-masing tiada pernah sama dan tiada terhingga. Itu karena Allah tidak sama dengan makhluknya, dan artinya bahwa kita tidak akan mampu menjangkau cara-cara Allah memberi kita rahmat dan ridho NYA.
Allah pasti bukan pelayan kita. Ketika kita minta hutang lunas, Allah memiliki pertimbangan sendiri atas pemintaan kita. JANGAN PERNAH MEMAKSA DAN MENDIKTE KEINGINAN KITA KEPADA ALLAH KARENA ALLAH PUNYA KEINGINAN SENDIRI. APALAGI KITA TIDAK PERNAH MEMBAYAR SEPERSENPUN UANG KEPADANYA, bukan?
Ketika kita minta uang 10 Milyard, Allah memiliki cara NYA untuk memberi. Kita terkadang tidak tahu, apa cara itu menyenangkan bagi kita atau tidak. Ahli hikmah tidak akan memandang sepele dan remeh setiap doa. Sebab ahli hikmah percaya bahwa tidak ada doa kita yang tidak didengarNYA. Tiba-tiba doa kita meminta uang 100 Milyard itu langsung dijawabnya dengan cara unik.
Kita diselamatkan dari sebuah kecelakaan maut: kendaraan yang kita tumpangi hancur oleh truk tronton yang menyambar cepat karena rem blong. Kecelakaan mengakibatkan minibus yang kita tumpangi ringsek tidak berbentuk, menewaskan tujuh dari delapan penumpang dalamnya. Hanya kita yang hidup. Kita tidak termasuk di dalam salah satu korban kecelakaan. Lecet pun tidak. Kita bisa pulang ke rumah, bertemu isteri, bertemu anak, bertemu teman dan tetangga.
Silahkan pilih mendapat uang 10 Milyard namun nyawa kita melayang dalam kondisi penuh dosa dan masuk neraka selamanya atau kita hidup namun tanpa memiliki uang sebanyak itu? Bersyukurlah bila masih memiliki KESADARAN untuk memilih bertahan hidup. Meskipun banyak masalah, kita ingat bahwa semua orang punya masalah. Kita lepas dari “aku” kita, terbangkan “aku” kita pada alam-alam kesadaran yang lebih mulia dan bercahaya.
Begitulah hidup. Bersyukurlah atas semua pemberian NYA. Tanpa meminta pun, DIA sudah memberi apa yang kita butuhkan. Buktinya, Tuhan memberi bayi apa yang dia butuhkan untuk melangsungkan kehidupan. Cacing yang ada di tanah, ayam yang ada di kandang, katak yang ada di sawah, dan semua mahluk telah dicukupi rezeki oleh NYA. Kita pun begitu, jadi alangkah eloknya bila kita berikhtiar agar rezeki kita semakin diperluas cakupannya. Itu saja.
Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum bila kaum itu tidak merubah nasibnya sendiri. Allah tidak akan memberikan air rezeki yang banyak bila kita tidak mempersiapkan gelas yang besar.
Maksudnya wadah rezeki adalah kita perluas cakupan kita untuk berkarya yang memberikan manfaat kepada sesama. Allah itu Maha Besar, iradatNYA menyesuaikan dengan lapang sempit, raksasa atau kerdilnya jiwa kita. Apakah kita ingin menjadi burung emprit dengan rezeki kecil atau ingin menjadi elang dengan rezeki besar? Kalau ingin jadi elang seraplah ilmu makrifat elang!
Tidak perlu berkecil hati bila keinginan kita belum dikabulkan. Dikabulkan cepat, lambat atau tidak dikabulkan sesungguhnya adalah bukti tanda cinta DIA pada kita. Mari kita bertanya: apakah kita sudah pernah memberi tanda cinta pada NYA?……Inna lilahi wa inna ilaihi raji’un…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar